Terombang-ambing di Lautan, Ibu Minum Air Urine Sendiri agar Bisa Menyusui Anak
Wanita berusia 40 tahun meninggal dunia karena dehidrasi setelah berjuang bersama anak-anaknya di tengah lautan. Ia rela minum urine sendiri lalu menyusui kedua anaknya selama empat hari di tengah lautan
Melansir Daily Mail, kapal yang ditumpangi Mariely ketika hendak berlibur ke Pulau La Tortuga, Venezuela. Tim penyelamat situs judi casino online menemukan anak-anak Mariely memegang tubuh ibunya sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi dan luka bakar.
Selama empat hari, Mariely dan anak-anaknya berada di kapal bersama pengasuh mereka dan bersembunyi di puing-puing lemari es untuk menghindari panas matahari.
"Perjalanan tersebut sebenarnya hanya bertujuan untuk memberikan hiburan bagi anak-anaknya," ujar ayah Mariely, Humberto Chacon.
Sayangnya, hanya Mariely yang tidak agen casino terpercaya selamat dalam peristiwa tersebut. Sedangkan lima orang yang juga berada di kapal tersebut masih dalam tahap pencarian, termasuk Remis David Camblor, suami Mariely.
Mariely meninggal karena kegagalan organ yang disebabkan oleh. Ia berusaha membuat anak-anaknya tetap hidup dengan meminum urinenya sehingga memiliki energi untuk menyusui.
BACA JUGA :
Magelang, Tegal dan Klaten Jadi Kota Merdeka Air Minum di Indonesia
Pengasuh Mariely yang ikut dalam perjalanan tersebut, Veronica Martinez, dikabarkan selamat dan ditemukan dalam kotak es kosong. Saat ini, Veronica masih dalam tahap perawatan di rumah sakit setelah mengalami dehidrasi, lesu, dan gangguan stres.
"Ia memiliki detak jantung yang cepat, tekanan darah rendah, demam, delirium dan kulit kering akibat terbakar sinar matahari. Dia masih harus dibius," ujar laporan dalam El Diario.
Otoritas Maritim Venezuela atau INEA mengungkapkan bahwa kapal pesiar yang keluarga tersebut tumpangi berangkat dari Higuerote menuju Pulau La Tortuga dengan jadwal kembali pada 5 September.
Namun, hingga tanggal 5 September pukul 11 malam, kapal pun belum kembali ke lokasi seharusnya. Sehingga pencarian mulai dilakukan.
"Pada 6 September pukul 18.20 kami diberitahu ada sebuah kapal yang hanyut di pulau La Orchila yang mengarah pada orientasi pencarian. Baru pada 7 September pukul 14:10, para korban ditemukan," ujar INEA.
INEA menjelaskan, Mariely meninggal tiga atau empat jam sebelum penyelamatan.
Komentar
Posting Komentar